Iklan

Iklan

,

Iklan

Tiga Guru Penggerak Perubahan Raih Anugerah Guru Indonesia 2025: Keteladanan dari Aceh, Sumatera Selatan, hingga Banyumas

29 November 2025, 22:30 WIB

 

Tiga Guru Penggerak Perubahan Raih Anugerah Guru Indonesia 2025: Keteladanan dari Aceh, Sumatera Selatan, hingga Banyumas

INDOTORIAL.COM - Peringatan Hari Guru Nasional 2025 menjadi momentum untuk menegaskan kembali bahwa perubahan pendidikan Indonesia sering lahir dari ruang-ruang sederhana, jauh dari sorotan pusat kota. Pada acara puncak yang digelar di Indonesia Arena, Jakarta, Jumat (28/11/2025), tiga sosok inspiratif menerima Anugerah Guru Indonesia 2025: Syifa Urrachmah, Koko Triantoro, dan Umi Salamah. Mereka menunjukkan bahwa dedikasi seorang pendidik mampu menembus batas geografis, sosial, bahkan keterbatasan fisik.


Anugerah Guru Indonesia 2025 diberikan kepada para guru, tenaga kependidikan, dan tokoh masyarakat yang konsisten berkomitmen menciptakan pendidikan bermutu. Penghargaan ini tidak hanya menyoroti prestasi, tetapi juga menegaskan kontribusi transformatif mereka dalam mewujudkan pendidikan inklusif dan merata di seluruh Indonesia.


Syifa Urrachmah: Menghadirkan Teknologi untuk Siswa Disabilitas di Aceh


Syifa Urrachmah, guru muda penyandang disabilitas netra dari SLBN Banda Aceh, menjadi penerima Anugerah Guru Pejuang Disabilitas. Dengan ketekunan, Syifa berupaya membukakan akses teknologi bagi siswa tunanetra agar mampu bersaing di dunia digital yang terus berkembang.


“Saya menyadari kecanggihan teknologi sudah berkembang pesat. Siswa tunanetra sangat membutuhkan pengetahuan tentang cara menggunakan teknologi agar mereka bisa bersaing lebih luas,” kata Syifa.


Kini sebagai guru PPPK, Syifa terus mendorong pendidikan inklusif. Baginya, keterbatasan bukan batas. “Ketika kita membuka diri, dunia pun akan menyambut kita dengan hangat,” ujarnya. Pesan ini menjadi napas perjuangannya dalam menciptakan ruang belajar yang ramah bagi seluruh anak berkebutuhan khusus.


Koko Triantoro: Garda Terdepan Pendidikan di Wilayah Terpencil


Dari pelosok Sumatra Selatan, hadir sosok Koko Triantoro, Kepala SDN Embacang Lama, penerima Anugerah Guru Garda Terpencil. Koko telah berkeliling dari NTT hingga Kalimantan, menyaksikan langsung ketimpangan fasilitas pendidikan yang kemudian mendorongnya membangun berbagai inisiatif sosial.


Mulai dari pembangunan jembatan, penyediaan perahu pendidikan, hingga program pemberantasan buta baca, Koko menunjukkan bahwa peran guru dapat melampaui ruang kelas. “Saya melihat kesenjangan di daerah terpencil sangat tinggi. Karena itu, sejak 2017 saya berusaha meminimalisir kesenjangan itu,” ungkapnya.


Ia mengapresiasi langkah pemerintah dalam memperkuat fasilitas pendidikan di daerah 3T, sambil mendorong para guru untuk peka terhadap lingkungan sekitar. Menurutnya, mendidik anak tidak bisa dipisahkan dari memperhatikan kondisi sosial di sekeliling mereka.


Umi Salamah: Tiga Dekade Menghidupkan Pendidikan Nonformal di Banyumas


Berbeda dari jalur formal, Umi Salamah memilih membangun pendidikan dari rumahnya sendiri di Banyumas, Jawa Tengah. Selama 30 tahun, ia mengelola PKBM Banyumas, membuka kelas untuk PAUD, kejar paket, SLB, hingga merintis Pondok Pesantren ABK di wilayah yang dulu minim layanan bagi anak kebutuhan khusus.


“Rumah saya pernah seperti kampus. Pagi untuk PAUD, sore untuk kuliah S1,” kenang Umi. Kini PKBM tersebut telah memiliki gedung mandiri yang dibangun secara swadaya.


Umi juga menyoroti pentingnya kesetaraan bagi guru PAUD dan tutor nonformal yang selama ini bekerja tanpa banyak sorotan. Ia berharap perhatian terhadap guru-guru di jalur nonformal semakin diperkuat.


Kisah Syifa, Koko, dan Umi menjadi wujud nyata tema Guru Hebat, Indonesia Kuat. Ketiganya membuktikan bahwa pendidikan Indonesia bertumbuh dari keberanian para guru untuk melampaui batas peran, bekerja dengan hati, dan menghadirkan kebermaknaan bagi generasi penerus bangsa.


(Indotorial.com)


Dukungan anda membuat operasional website ini tetap aktif, menjaga keberlangsungan situs ini, mulai dari biaya server, pengembangan fitur, hingga pembuatan konten yang lebih berkualitas