Indotorial.com, - Jakarta, 16 Juli 2019 — Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (16/7), untuk membahas perkembangan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Rapat ini menjadi tindak lanjut dari pembahasan serupa yang pernah digelar pada 1 November 2016.
Dalam pengantarnya, Presiden menegaskan belum ada satu pun proyek PLTSa yang beroperasi dari total 12 usulan pembangunan di berbagai kota/kabupaten. “Sampai hari ini, saya belum mendengar ada progress (pembangunan PLTSa) yang sudah nyala dan jadi,” ujar Jokowi.
Kepala Negara meminta jajarannya segera mengurai hambatan di lapangan agar pembangunan PLTSa dapat dipercepat. “Kita langsung menuju ke masalah saja. Ada yang menyampaikan PLN lamban, ada yang bilang ESDM belum beres. Tinggal nanti langsung saya perintah,” tegasnya.
Jokowi menekankan, pembangunan PLTSa bukan semata soal penyediaan listrik, melainkan untuk menjawab persoalan klasik kota-kota besar, yaitu penanganan sampah. “Ini bukan urusan listriknya, yang mau kita selesaikan ini urusan sampahnya. Listrik itu adalah ikutannya,” katanya.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan, dari 12 usulan PLTSa, empat di antaranya menunjukkan perkembangan cukup baik, yakni di Surabaya, Bekasi, Solo, dan DKI Jakarta. “Mudah-mudahan tahun ini ada yang bisa selesai,” ucap Pramono.
Menurutnya, volume sampah yang tinggi menjadi urgensi utama pembangunan PLTSa, khususnya di wilayah perkotaan. “Sebagai contoh, di Bekasi itu sudah hampir 1.700 ton per hari. Belum yang 8.000 ton per hari dari Bantar Gebang,” jelasnya.
Presiden berkomitmen mengawal langsung pembangunan PLTSa di lima daerah prioritas, yakni Surabaya, Bekasi, Solo, Jakarta, dan Bali. Sementara tujuh wilayah lainnya diminta menyiapkan purwarupa sebelum masuk tahap pembangunan.
(Indotorial.com)
